BUKAN RAJA DUNIA TAPI PENAKLUK DUNIA
بسم الله الرحمن الرحيم
Beberapa dari mereka
mengikuti alur yang kurang memadai yang mereka sebut dengan 'mengikuti zaman',
ucapan itu tak lain dari pada nafsu yang mereka miliki. Kekuatan pemuda, hanya
berakhir dusta dalam dunia yang berkembang ini, semakin dunia berkembang, nafsu
meluluhkan ilmu yang hakikat, yang mana akan dibawa mati oleh sejumlah
umat manusia.
Teknologi dalam masa
perkembangan, para pemuda mencari, mencari keberadaan tersebut, namun, tak lain
dari sikapnya yang angkuh, percaya bahwa teknologi adalah jalan menuju kemajuan
bangsanya, secara hakikat, ilmu adalah sumber kemajuan suatu bangsa dalam ruang
lingkup tertentu, teknologi membutuhkan ilmu, semuanya dengan ilmu. 10 Pemuda
intelek, yang berani menggusur kepercayaan zaman kuno tersebut, mengikuti arah
keluarnya cahaya... itulah yang bung Karno inginkan dari negeri ini.
Sumber kekuatan
terdapat dari diri kita sendiri, begitu juga Indonesia, kekuatannya terdapat pada
sumber-sumbernya yang berikut adalah Sumber Daya Alam yang melimpah dan tak
usai digerogoti oleh bangsa lain, kita melemah karena hal tersebut, kekuatan
kita semakin dicari-cari oleh orang-orang luar sana, mereka peduli dengan
keadaan bangsanya yang sebenarnya 'rapuh', sumber daya mereka sulit ditemukan
karena lokasi geografis yang kurang memadai, mereka mencari-cari untuk itu.
Sedangkan kita? Apa yang telah kita pedulikan? Game Online? Atau
berbagai macam pemuas nafsu lainnya? Cukup sampai di situ.
Pandang sejarah Indonesia,
betapa takutnya kita jikalau kita tinggal pada masa seperti itu, mempertaruhkan
nyawa demi bangsa, demi keadilan, demi kesatuan, demi generasi yang akan
melanjutkannya: Yaitu Kita. Bung Karno bukanlah sekedar pahlawan, bukan sekedar
pemimpin, dan bukan sekedar manusia legendaris, beliau menitipkan ambisi dan
keinginan besarnya terhadap pemuda-pemudi Indonesia, bukan kepada pemimpin
selanjutnya, karena beliau tahu bahwa pemimpin selanjutnya akan terobsesi oleh
kekuasaannya sendiri, kalian bisa merasakannya dengan akal sehat kalian.
Sejarah adalah
perspektif yang sangat real, yang menghubungkan satu titik kepada titik lainnya
hingga menjadi suatu sketsa atau pondasi dasar yang akan menjadi sebuah bentuk
yang indah. Pahamilah sejarah-sejarah Indonesia, kita akan masuk terjerembab
dalam tragedi masa itu, kita akan mengetahui lebih dalam kepedihan orang-orang,
pahlawan-pahlawan yang membela generasinya dengan harapan generasi selanjutnya
akan memperbaiki semua kekacauan yang terjadi pada masa itu.
Bhineka Tunggal Ika yang artinya berbeda-beda namun tetap
satu jua. Begitu prihatinnya para pahlawan yang membesarkan negeri ini, dengan
persatuan yang erat, tidak pandang satu sama lain, tetapi satu arah tujuan
kebersamaan dalam menggapai apa yang mereka impikan: Kedamaian, Perbaikan oleh
Kita selaku para pemuda. Perhatikan sekali lagi, fokuskan pandangan kalian
kepada sumber daya alam negri ini, mulai dari Sabang sampai Merauke. Kekuasaan
Adi daya, melumpuhkan semangat juang kita untuk terus berinovasi, benarkah kita
sudah merdeka? Apakah kata-kata Merdeka yang sering kita ucapkan ketika tanggal
17 Agustus adalah kesungguhan? Namun bukti yang beredar banyak.
Sekuat-kuatnya
daulat atau suatu kelompok, jika diberikan serangan dari dalam tetap saja
runtuh. Demikian itu adalah tanda akan kepunahan berpikir secara akal, yang
demikian itu adalah tanda bahwa negeri ini dilanda oleh kerusakan, terjangan
serta hantaman dari dalam, yaitu dari diri kita sendiri. Secara tidak langsung,
secara kesat mata, negeri kita mulai melemah, pondasi negeri ini adalah Pemuda
yang intelek secara pemikirannya dan siasat keberhasilannya, juga rasa
nasionalismenya. Semakin lama, pemuda di negeri ini menjadi kacau balau,
terlalu maniac dengan yang namanya
Internet, Game Online, bahkan ada yang lebih dari itu... Bermabuk-mabukkan,
bergonta-ganti pasangan, Seks Bebas yang merajalela, Berpesta pora dan lebih
dari itu.
Ada bencana yang harus
dilalui negeri yang berkembang ini, dengan siasat ekonomi, belum dapat kita
benahi, dengan siasat politik juga belum dapat dibenahi. Bencana yang menjadi
wabah penyakit dahsyat di dunia. Semakin lama, penyakit ini akan menyebar
bagaikan virus, bahkan mereka yang tak kuat akan menganggap virus itu adalah
sebagian dari diri mereka, bencana macam apakah itu? Kita belum pasti
mengetahuinya... Tapi ada salah satu faktor yang dapat menyadarkan kita
semua... SUDAHKAH KITA MENEPATI JANJI KITA SEBAGAI PEMUDA?
Barang siapa yang tak
lagi memegang janji atas apa yang ia janjikan, maka sebutlah ia seorang
Pengkhianat. Jika kita belum dapat menepati janji maka semakin banyak pengkhianat yang tersebar dan merusak sendi-sendi kekokohan negeri yang malang
ini. Itulah kenapa Indonesia belum dapat bangkit, karena faktor dalamnya
menolak untuk bangkit.
Tidak usah
menjadi Raja Dunia... merasa dapat melakukan apapun demi kemauan dan nafsunya,
tetapi pemuda adalah Penakluk, yang dapat menaklukkan nafsunya sendiri,
memerintahkan kekuatannya sendiri demi kepentingan bersama, demi persatuan, dan
DEMI INDONESIA! Kawan... ini yang seharusnya kita lakukan... tolong
simak sekali lagi tuturan kalimat yang tercipta di atas dengan rasa kepedulian
dan nasionalisme, semoga kita, generasi muda yang tinggal, yang hidup Pasca
Reformasi, Pasca Orde Baru di Indonesia ini. Sampaikan salam ini kepada
teman-teman seperjuangan. Atas nama Bangsa Merdeka.
Article by. Muhammad Iqbaludin
Tags:
Soft Article
0 comments