Short Story: At The Peak of Horn

AT THE PEAK OF HORN
" The Old Moment and the old story 'bout us, just the same way to walking, but you just stop at the same stay ! I wish you better than us... "

Terkadang rasa suka dan duka itu menjadi halang gerbang bagi kami, banyak yang terluka dan banyak juga yang suka, namun seluruh duka, suka dan cita kami, terlihat semata-mata hanya sebuah gulungan hitam yang penuh tinta peninggalan, tercatat dan tercoret, sebagian dari kami menghilang, namanya tercoret di dunia, kami hanya dapat melihat mereka dengan cara merunduk menghadap tanah, seperti orang yang tak memiliki akal, untuk apa kita memandang sesuatu yang tak bergerak sedikit pun ? Namun semua yang bergerak dan bernafas, memiliki suatu kehidupan, dan yang ini adalah mantan kehidupan. “You walk at the same way, but you stop at the same stay!” telinga kami terasa pedih jika mendengar bisikan-bisikan khayal seperti itu, terasa sangat tidak mungkin, namun itu adalah hal yang sangat mungkin terjadi.

Sahabat, kadang kala pertengkaran sedikit demi sedikit terjadi, diriku dan diri kami. Aku hanya mengabarkan sesuatu yang terdengar jelas di telingaku, sempat rasa yang kalian rasakan terjadi di hati kecilku, tapi semua teroleng oleh banyaknya kabar-kabar yang tak mengenakan bagi ku. Pagi yang seperti nya datar-datar saja, tak ada ombak sedikit pun, mungkin mereka mengumpat dan keluar pada sore hari, seperti yang terjadi kini, hari ini, hari Sabtu 22 Juni 2013, semua yang nyata menjadi melata, tertidur dan diam. Teringat akhir pekan yang lalu, saat mantan kehidupan itu masih bermain riang dengan ku, bercanda, sama-sama kami melanggar, menghindar dari pengurus yang besar mulut, dan jail, tak terasa, dan sungguh tak terasa kini ia hanya sepatah ranting yang terjatuh dari pohon, kami, ibaratkan pohon yang bersatu dan sama-sama menjalankan kehidupan, namun ada dua ranting yang jatuh dari kami, kami tak tahu jikalau mereka jatuh, dan ombak yang mengumpat tadi berhembus ke daratan dan menghantam kami... Itulah maha dahsyatnya keajaiban kuasa tuhan.

Your life was over, put your hands up...” terbayangkah bagaimana kejadian menyedihkan saat itu? malaikat pun bagai membawa segelintir pisau dan mencincang-cincang nyawa mereka dalam hitungan nano-sekon, saat ini, terdengar adzan, sangat jelas membawa duka, dengan mu'adzin yang bersuara merdu dan melirih, menggetarkan sore ku mungkin juga sore kami semua, kabar-kabar tak sedap itu juga muncul di situs jejaring sosial Facebook, kami tak bisa menahan air yang menyundut mata kami dan berusaha untuk keluar dari kantungnya, kami, hanya dapat mengenang wajah yang kau miliki dan watak yang sering kau tampilkan kepada kami, “Goodbye and we wish you better, you're the graduation of our tree, and once more we'll wish you to have a nice position at Him...”

Created by. M.Iqbaludin
Specializing to our best friend - Panggi n' Azizan -


Share:

0 comments